Sabtu, 23 Mei 2015


Penelitian Sosial Tentang Pernikahan Dini

1.      Topik                           :           Pernikahan Dini

2.      Judul                           :           Dampak Pernikahan Dini Terhadap Angka Putus Sekolah


3.      Variabel Bebas            :           Pernikahan Dini

4.      Variabel Terikat          :           Angka Putus Sekolah


5.      Populasi                       :           Seluruh siswa SMA Negeri 1 Bangsri

6.      Sampel                                    :           Siswa yang putus sekolah


7.      Latar Belakang
Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan disekolah menengah atas. Jadi, sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan masih berusia dibawah 18 tahun (masih berusia remaja).

Dewasa ini sudah banyak remaja yang diam-diam melakukan pernikahan dini. Alasan saya memilih topic pernikahan dini karena sudah banyak remaja yang melanggar norma atau aturan dalam masyarakat terutama di SMA Negeri 1 Bangsri ini. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. Terlebih masa-masa remaja sudah memiliki ketertarikan denga lawan jenis dan pacaran juga merupakan factor terjadinya pernikahan dini yang akhirnya berujung pada remaja yang putus sekolah.

Pacaran adalah persahabatan laki-laki dan perempuan yang didasari rasa cinta yang berkelanjutan sampai ingin  menjalin hubungan suami istri. Banyak dari siswa SMA Negeri 1 Bangsri yang pacaran. Dari pengamatan yang pernah tidak sengaja saya lihat, setiap pulnag sekolah banyak siswa siswi yang berpacaran dan mencari tempat yang menurut mereka nyaman untuk bermesra-mesraan tapi tidak semua seperti itu, ada juga pacaran sehat. Yaitu tidak bernafsu pada kegiatan maksiat. Bagaimanapun juga, pacaran sudah menyebabkan pernikahan dini dan siswa putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri.

Kebanyakan siswa berpacaran dengan siswa sekelas atau sekolah lain yang kemudian menyebabkan siswa menjadi hamil diuar nikah akibat hubungan suami istri yang pernah mereka lakukan. Orang tua dan siswi merasa malu, akhirnya memutuskan untuk menikahkan anak mereka lalu siswa menjadi malu dengan teman-temannya dan akhirnya putus sekolah.

8.      Rumusan Masalah
·         Apa yang menjadi penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri?
·         Apa dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus sej\kolah di SMA Negeri 1 Bangsri?
·         Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri

9.      Tujuan Penelitian
·         Untuk mengetahui penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri

10.  Manfaat Penelitian
·         Bagi siswa SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberikan informasi bahaya dari pernikahan dini yang berujung pada siswa yang putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Bagi seluruh orang tua / wali murid SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberi peringatan terhadap putra putri mereka tentang bahaya pernikahan dini dan menjauhkan dari semua factor yang dapat menyebabkan pernikahan dini yang berujung pada siswa yang putus sekolah
·         Bagi seluruh guru SMA Negeri 1 Bangsri untuk lebih memantau siswa siswi disekolah agar tidak sembarangan dalam menjalin hubungan
·         Bagi sekolah SMA Negeri 1 Bangsri untuk menekan angka putus sekolah dengan membuat kebijakan terhadap siswa siswi yang berpacaran secara tidak sehat serta memberikan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini
·         Bagi diri sendiri untuk lebih menyadari bahwa pernikahan dini hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain serta lebih bersyukur dengan apa yang diberi Tuhan kepada kita selama ini


11.  Batasan Masalah
            Supaya penelitian ini tidak meluas, maka pembatasan masalah ini hanya pada lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Bangsri dan hanya untuk seluruh warga SMA Negeri 1 Bangsri pada umumnya.

12.  Tinjauan Pustaka
Kesehatan reproduksi remaja menjadi factor penting dalam berhubungan seksual. Hal ini berujung pada pernikahan dini dimana seorang anak belum cukup umur dipaksa untuk menikah. Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Hal ini terkait pada suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Kesehatan reproduksi terkait dengan siklus hidup, dimana setiap tahapannya mengandung risiko yang terkait dengan kesakitan dan kematian. Kondisi yang baik mulai dari bayi dalam kandungan akan berdampak positif untuk meneruskan generasi berikutnya.

Salah satu yang menjadi penyebab terganggunya kesehatan reproduksi adalah pernikahan dini. Dimana siswa yang menikah pada usia dini akan menyebabkan kesehatan reproduksinya menurun yang berakibat pada gangguan pada kesehatan mental, fisik, dan psikologis anak maupun ibu. BKKBN mencatat bahwa usia menikah yang ideal untuk wanita adalah 20 - 35 dan 25 - 40 untuk pria, karena pada usia tersebut seseorang sudah dianggap siap untuk menikah baik secara psikologis maupun kesehatan reproduksi.

Pernikahan dini disebabkan factor ekonomi lebih banyak dilakukan dari keluarga miskin dengan alasan dapat mengurangi beban tanggungan dari orang tua dan menyejahterakan remaja yang dinikahkan dan biasanya adanya keterpaksaan untuk melakukan pernikahan dini. Dampak menikahkan anaknya yang belum cukup umur, dampaknya bagi keluarga muda dari segi kebutuhan ekonomi akan mengakibatkan future shock atau stress,  akibat belum siapnya secara ekonomi disatu sisi dorongan konsumsi dan kebutuhan baru akibat perubahan jaman yang cepat. Ada juga karena faktor lingkungan, yaitu dimana kondisi masyarakat setempat yang sudah terbiasa menikahkan anaknya saat umur belasan, biasanya ada di lingkungan pedesaaan dimana pendidikan tidak menjadi perhatian penting, lulus Sekolah Dasar biasanya sudah dianggap layak untuk segera menikah. Kehamilan diluar nikah juga menjadi salah satu factor penyebab pernikahan dini yang akhir-akhir ini marak terjadi terutama di SMA Negeri 1 Bangsri.

Pergaulan bebas yang menjadi factor pemicunya. Adanya hasrat mencintai yang berlebihan serta hawa nafsu untuk melakukan hubungan seksual serta ketidaktahuan tentang bahaya yang dilakuakannya itu dan akhirnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak kasus di SMA Negeri 1 Bangsri yang terungkap, Siswa yang melakukan pernikahan dini sering dipaksa keluar dari sekolah tanpa pendidikan atau putus sekolah, status sosial yang lebih rendah di keluarga, suami kurang memiliki kontrol reproduksi sehingga kesehatan siswa yang melakukan pernikahan dini terpengaruh karena tubuh terlalu muda hamil dan melahirkan, sehingga resiko kematian ibu masa hamil.

Dari hasil survey mengenai pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri pada beberapa siswa dapat diambil kesimpulan penyebab dari pernikahan dini karena  pendidikan rendah dan menyebabkan siswa menjadi putus sekolah dan terisolasi terhadap siswa, hilangnya kesempatan meraih pendidikan formal menghambat perkembangan kualitas siswa yang mendorong ketidaksetaraan dan terhambatnya proses pemberdayaan perempuan.

Vidhyandika Moeljarto (1977) mengungkapkan pernikahan dini memberikan pengaruh hubungan gender yang asimetris menyebabkan kurangnya akses wanita terhadap bermacam hal seperti pangan, kesehatan, pendidikan dan keterampilan secara langsung mengakibatkan kemiskinan, lebih lanjut pendapat dari ahli lainnya Todaro menyatakan wanita miskin maka anak menjadi satu-satunya sumber yang dapat dikontrol untuk  mengurangi beban pekerjaan bagi keluarga miskin.

Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun biologis remaja, yaitu :

Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini :
  • Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
  • Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi
  • Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang
  • Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)
Dampak bagi sang anak : 
  • Lahir dengan berat rendah, sebagai penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi
  • Cedera saat lahir
  • Komplikasi persalinan yang berdampak pada tingginya angka kematian.
Dampak bagi keluarga yang akan dibina : 
  • Kekerasan terhadap istri yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut
  • Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga
  • Pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan
  • Rerelasi (menjalin hubungan kembali) yang buruk dengan keluarga

Siswa yang sudah hamil diluar nikah, cenderung menyembunyikan aibnya dan tidak  ingin diketahui siapa pun. Bagaimanapun juga, tetap saja pasti akan ketahuan. Ada juga siswa yang sudah ketahuan hamil tapi masih tetap saja bersekolah seperti biasa. Ketika sudah menjelang perutnya membesar, maka siswa akan keluar dari sekolah dan melakukan pernikahan dini. Hal ini akan membuat siswa malu dan nama sekolah yang tercoreng jelek. Sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah kehamilan diluar nikah yang berujung pada angka putus sekolah. Dengan membuat kebijakan yang ketat terhadap siswa yang berpacaran. Juga ada organisasi PINKOR (Pusat Informasidan Konseling Remaja) yang menerima masalah dan siap memberi solusi serta memecahkan masalah yang dihadapi siswa.

Kesadaran dari diri sendiri juga diperlukan untuk mengetahui bahya pernikahan dini terhadap diri sendiri dan orang-orang disekitar. Pemantauan terhadap perilaku siswa disekolah juga sangat diperlukan dan pemberian kegiatan yang positif untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat bagi siswa disekolah. Menjauhkan siswa dari factor-faktor yang menyebabkan pernikahan dini dan semua yang merugikan siswa itu sendiri.
Terlepas dari itu semua, kita harus bisa menjaga diri sendiri dan menjauhi pernikahan dini yang dapat memberikan dampak negaif bagi tubuh kita. Kita adalah generasi penerus bangsa yang harus menjunjung tiggi moral dan harga diri

13.  Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Seperti juga teori, metodelogi diukur berdasarkan kemanfaatannya, dan tidak bisa dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak cukup sekedar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya. Tetapi yang jelas, metode atau teknik penelitian apa pun yang kita gunakan, misalnya kuantitatif atau kualitatif, haruslah sesuai dengan kerangka teoritis yang kita asumsikan (Mulyana, 2000:145-146).

Metode yang saya gunakan dalam penelitian social tentang pernikahan dini ini adalah dengan observasi. Pengamatan yang saya lakukan secara sengaja atau pun tidak sengaja. Banyak kasus siswa yang putus sekolah SMA Negeri 1 Bangsri kebanyakan karena pernikahan dini yang berawal dari kehamilan diluar nikah. Siswa yang salah dalam bergaul dan kurangnya wawasan tentang bahaya dunia luar menyebabkan rendahnya moralitas siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini, siswa yang seharusnya menempuh pendidikan formal untuk masa depan yang cerah, ternyata harus berkutat dengan berbagai urusan rumah tangga. Kaum perempuan lebih dominan mendapat dampak negative yang lebih banyak seperti yang sudah saya jelaskan diatas.

            Di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Bangsri, banyak siswa yang berpacaran. Berawal dari pacaran itulah timbul hawa nafsu untuk berhubungan suami istri yang seharusnya tidak mereka lakukan. Akhirnya terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti kasus teman-teman saya yang hamil diluar nikah dan melakukan pernikahan dini. Mereka berusaha menyembunyikan aib mereka dari teman-teman yang lain. Bagaimanapun juga, yang namanya kejelekan pasti akan terungkap. Teman saya masih bersekolah dengan keadaan sudah berbadan dua. Karena merasa malu, akhirnya orang tuanya segera menikahkan anaknya dan menghentikan sekolahnya untuk menikah dini.

Akhirnya, siswi yang putus sekolah harus berkutat dengan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anaknya. Banyak dampak yang akan didapatkan siswi tersebut karena pernikahan dini yang dilakukannya seperti yang sudah saya jelaskan diatas

14.  Daftar Pustaka

Materi PMR tentang Pacaran dan Senggama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar