Sabtu, 23 Mei 2015


Penelitian Sosial Tentang Pernikahan Dini

1.      Topik                           :           Pernikahan Dini

2.      Judul                           :           Dampak Pernikahan Dini Terhadap Angka Putus Sekolah


3.      Variabel Bebas            :           Pernikahan Dini

4.      Variabel Terikat          :           Angka Putus Sekolah


5.      Populasi                       :           Seluruh siswa SMA Negeri 1 Bangsri

6.      Sampel                                    :           Siswa yang putus sekolah


7.      Latar Belakang
Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan disekolah menengah atas. Jadi, sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan masih berusia dibawah 18 tahun (masih berusia remaja).

Dewasa ini sudah banyak remaja yang diam-diam melakukan pernikahan dini. Alasan saya memilih topic pernikahan dini karena sudah banyak remaja yang melanggar norma atau aturan dalam masyarakat terutama di SMA Negeri 1 Bangsri ini. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. Terlebih masa-masa remaja sudah memiliki ketertarikan denga lawan jenis dan pacaran juga merupakan factor terjadinya pernikahan dini yang akhirnya berujung pada remaja yang putus sekolah.

Pacaran adalah persahabatan laki-laki dan perempuan yang didasari rasa cinta yang berkelanjutan sampai ingin  menjalin hubungan suami istri. Banyak dari siswa SMA Negeri 1 Bangsri yang pacaran. Dari pengamatan yang pernah tidak sengaja saya lihat, setiap pulnag sekolah banyak siswa siswi yang berpacaran dan mencari tempat yang menurut mereka nyaman untuk bermesra-mesraan tapi tidak semua seperti itu, ada juga pacaran sehat. Yaitu tidak bernafsu pada kegiatan maksiat. Bagaimanapun juga, pacaran sudah menyebabkan pernikahan dini dan siswa putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri.

Kebanyakan siswa berpacaran dengan siswa sekelas atau sekolah lain yang kemudian menyebabkan siswa menjadi hamil diuar nikah akibat hubungan suami istri yang pernah mereka lakukan. Orang tua dan siswi merasa malu, akhirnya memutuskan untuk menikahkan anak mereka lalu siswa menjadi malu dengan teman-temannya dan akhirnya putus sekolah.

8.      Rumusan Masalah
·         Apa yang menjadi penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri?
·         Apa dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus sej\kolah di SMA Negeri 1 Bangsri?
·         Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri

9.      Tujuan Penelitian
·         Untuk mengetahui penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri

10.  Manfaat Penelitian
·         Bagi siswa SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberikan informasi bahaya dari pernikahan dini yang berujung pada siswa yang putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·         Bagi seluruh orang tua / wali murid SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberi peringatan terhadap putra putri mereka tentang bahaya pernikahan dini dan menjauhkan dari semua factor yang dapat menyebabkan pernikahan dini yang berujung pada siswa yang putus sekolah
·         Bagi seluruh guru SMA Negeri 1 Bangsri untuk lebih memantau siswa siswi disekolah agar tidak sembarangan dalam menjalin hubungan
·         Bagi sekolah SMA Negeri 1 Bangsri untuk menekan angka putus sekolah dengan membuat kebijakan terhadap siswa siswi yang berpacaran secara tidak sehat serta memberikan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini
·         Bagi diri sendiri untuk lebih menyadari bahwa pernikahan dini hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain serta lebih bersyukur dengan apa yang diberi Tuhan kepada kita selama ini


11.  Batasan Masalah
            Supaya penelitian ini tidak meluas, maka pembatasan masalah ini hanya pada lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Bangsri dan hanya untuk seluruh warga SMA Negeri 1 Bangsri pada umumnya.

12.  Tinjauan Pustaka
Kesehatan reproduksi remaja menjadi factor penting dalam berhubungan seksual. Hal ini berujung pada pernikahan dini dimana seorang anak belum cukup umur dipaksa untuk menikah. Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Hal ini terkait pada suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Kesehatan reproduksi terkait dengan siklus hidup, dimana setiap tahapannya mengandung risiko yang terkait dengan kesakitan dan kematian. Kondisi yang baik mulai dari bayi dalam kandungan akan berdampak positif untuk meneruskan generasi berikutnya.

Salah satu yang menjadi penyebab terganggunya kesehatan reproduksi adalah pernikahan dini. Dimana siswa yang menikah pada usia dini akan menyebabkan kesehatan reproduksinya menurun yang berakibat pada gangguan pada kesehatan mental, fisik, dan psikologis anak maupun ibu. BKKBN mencatat bahwa usia menikah yang ideal untuk wanita adalah 20 - 35 dan 25 - 40 untuk pria, karena pada usia tersebut seseorang sudah dianggap siap untuk menikah baik secara psikologis maupun kesehatan reproduksi.

Pernikahan dini disebabkan factor ekonomi lebih banyak dilakukan dari keluarga miskin dengan alasan dapat mengurangi beban tanggungan dari orang tua dan menyejahterakan remaja yang dinikahkan dan biasanya adanya keterpaksaan untuk melakukan pernikahan dini. Dampak menikahkan anaknya yang belum cukup umur, dampaknya bagi keluarga muda dari segi kebutuhan ekonomi akan mengakibatkan future shock atau stress,  akibat belum siapnya secara ekonomi disatu sisi dorongan konsumsi dan kebutuhan baru akibat perubahan jaman yang cepat. Ada juga karena faktor lingkungan, yaitu dimana kondisi masyarakat setempat yang sudah terbiasa menikahkan anaknya saat umur belasan, biasanya ada di lingkungan pedesaaan dimana pendidikan tidak menjadi perhatian penting, lulus Sekolah Dasar biasanya sudah dianggap layak untuk segera menikah. Kehamilan diluar nikah juga menjadi salah satu factor penyebab pernikahan dini yang akhir-akhir ini marak terjadi terutama di SMA Negeri 1 Bangsri.

Pergaulan bebas yang menjadi factor pemicunya. Adanya hasrat mencintai yang berlebihan serta hawa nafsu untuk melakukan hubungan seksual serta ketidaktahuan tentang bahaya yang dilakuakannya itu dan akhirnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak kasus di SMA Negeri 1 Bangsri yang terungkap, Siswa yang melakukan pernikahan dini sering dipaksa keluar dari sekolah tanpa pendidikan atau putus sekolah, status sosial yang lebih rendah di keluarga, suami kurang memiliki kontrol reproduksi sehingga kesehatan siswa yang melakukan pernikahan dini terpengaruh karena tubuh terlalu muda hamil dan melahirkan, sehingga resiko kematian ibu masa hamil.

Dari hasil survey mengenai pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri pada beberapa siswa dapat diambil kesimpulan penyebab dari pernikahan dini karena  pendidikan rendah dan menyebabkan siswa menjadi putus sekolah dan terisolasi terhadap siswa, hilangnya kesempatan meraih pendidikan formal menghambat perkembangan kualitas siswa yang mendorong ketidaksetaraan dan terhambatnya proses pemberdayaan perempuan.

Vidhyandika Moeljarto (1977) mengungkapkan pernikahan dini memberikan pengaruh hubungan gender yang asimetris menyebabkan kurangnya akses wanita terhadap bermacam hal seperti pangan, kesehatan, pendidikan dan keterampilan secara langsung mengakibatkan kemiskinan, lebih lanjut pendapat dari ahli lainnya Todaro menyatakan wanita miskin maka anak menjadi satu-satunya sumber yang dapat dikontrol untuk  mengurangi beban pekerjaan bagi keluarga miskin.

Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun biologis remaja, yaitu :

Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini :
  • Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
  • Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi
  • Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang
  • Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)
Dampak bagi sang anak : 
  • Lahir dengan berat rendah, sebagai penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi
  • Cedera saat lahir
  • Komplikasi persalinan yang berdampak pada tingginya angka kematian.
Dampak bagi keluarga yang akan dibina : 
  • Kekerasan terhadap istri yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut
  • Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga
  • Pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan
  • Rerelasi (menjalin hubungan kembali) yang buruk dengan keluarga

Siswa yang sudah hamil diluar nikah, cenderung menyembunyikan aibnya dan tidak  ingin diketahui siapa pun. Bagaimanapun juga, tetap saja pasti akan ketahuan. Ada juga siswa yang sudah ketahuan hamil tapi masih tetap saja bersekolah seperti biasa. Ketika sudah menjelang perutnya membesar, maka siswa akan keluar dari sekolah dan melakukan pernikahan dini. Hal ini akan membuat siswa malu dan nama sekolah yang tercoreng jelek. Sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah kehamilan diluar nikah yang berujung pada angka putus sekolah. Dengan membuat kebijakan yang ketat terhadap siswa yang berpacaran. Juga ada organisasi PINKOR (Pusat Informasidan Konseling Remaja) yang menerima masalah dan siap memberi solusi serta memecahkan masalah yang dihadapi siswa.

Kesadaran dari diri sendiri juga diperlukan untuk mengetahui bahya pernikahan dini terhadap diri sendiri dan orang-orang disekitar. Pemantauan terhadap perilaku siswa disekolah juga sangat diperlukan dan pemberian kegiatan yang positif untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat bagi siswa disekolah. Menjauhkan siswa dari factor-faktor yang menyebabkan pernikahan dini dan semua yang merugikan siswa itu sendiri.
Terlepas dari itu semua, kita harus bisa menjaga diri sendiri dan menjauhi pernikahan dini yang dapat memberikan dampak negaif bagi tubuh kita. Kita adalah generasi penerus bangsa yang harus menjunjung tiggi moral dan harga diri

13.  Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Seperti juga teori, metodelogi diukur berdasarkan kemanfaatannya, dan tidak bisa dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak cukup sekedar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya. Tetapi yang jelas, metode atau teknik penelitian apa pun yang kita gunakan, misalnya kuantitatif atau kualitatif, haruslah sesuai dengan kerangka teoritis yang kita asumsikan (Mulyana, 2000:145-146).

Metode yang saya gunakan dalam penelitian social tentang pernikahan dini ini adalah dengan observasi. Pengamatan yang saya lakukan secara sengaja atau pun tidak sengaja. Banyak kasus siswa yang putus sekolah SMA Negeri 1 Bangsri kebanyakan karena pernikahan dini yang berawal dari kehamilan diluar nikah. Siswa yang salah dalam bergaul dan kurangnya wawasan tentang bahaya dunia luar menyebabkan rendahnya moralitas siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini, siswa yang seharusnya menempuh pendidikan formal untuk masa depan yang cerah, ternyata harus berkutat dengan berbagai urusan rumah tangga. Kaum perempuan lebih dominan mendapat dampak negative yang lebih banyak seperti yang sudah saya jelaskan diatas.

            Di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Bangsri, banyak siswa yang berpacaran. Berawal dari pacaran itulah timbul hawa nafsu untuk berhubungan suami istri yang seharusnya tidak mereka lakukan. Akhirnya terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti kasus teman-teman saya yang hamil diluar nikah dan melakukan pernikahan dini. Mereka berusaha menyembunyikan aib mereka dari teman-teman yang lain. Bagaimanapun juga, yang namanya kejelekan pasti akan terungkap. Teman saya masih bersekolah dengan keadaan sudah berbadan dua. Karena merasa malu, akhirnya orang tuanya segera menikahkan anaknya dan menghentikan sekolahnya untuk menikah dini.

Akhirnya, siswi yang putus sekolah harus berkutat dengan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anaknya. Banyak dampak yang akan didapatkan siswi tersebut karena pernikahan dini yang dilakukannya seperti yang sudah saya jelaskan diatas

14.  Daftar Pustaka

Materi PMR tentang Pacaran dan Senggama


Jumat, 13 Februari 2015



Tugas Bahasa Inggris Teks Report dan pertanyaan dengan jawaban
Text Report

https://marshellarynto.files.wordpress.com/2012/03/komodo-1.jpg?w=243&h=300KOMODO  DRAGON

Komodo, or commonly called Komodo dragons (Varanuskomodoensis). Komodo is the world’s largest lizard species that live on the island of Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang,and Gili Dasami in Nusa Tenggara.
In the wild, an adult dragons usually weighs around 70 kilograms. The largest verified wild specimen was 3.13 metres long and weighed 166 kilograms. Komodo dragon has a tail as long as its body, and around 60 pieces of sharp serrated teeth along about 2.5 cm.
Komodo has gray scaly skin, a pointed snout, powerful limbs and a muscular tail. Komodo dont have the sense of hearing, although having the ear hole. They use their keen sense of smell to locate decaying animal remains from several miles away. They also hunt other lizards as well as large mammals and are sometimes cannibalistic.
Komodo dragons are carnivores.  It is able to locate its prey using its keen sense of smell, which can locate a dead or dying animal from a range of up to 9.5 kilometres. Komodo dragons eat by tearing large chunks of flesh and swallowing them whole while holding the carcass down with their forelegs. Komodo have saliva that has deadly bacteria in it. If dragons bite dont directly kill the their prey and prey that can escape this pesky generally prey will die within one week of infection.


Questions and Answer
1.     What does the purpose of the text ?
To describe about Komodo in general
2.    Where does Komodo live ?
That live on the island of Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang,and Gili Dasami in Nusa Tenggara.
3.     What does the two and three paragraph tell us about?
About characteristics the Komodo in general
4.    How Komodo consume animals?
Komodo dragons eat by tearing large chunks of flesh and swallowing them whole while holding the carcass down with their forelegs.
5.    “They use their keen sense of smell to locate decaying animal remains from several miles away.”
The synonym of the word decaying is…
Decompose


Tugas Basa Jawa  tentang tata upacara adat Jawa

1.      Urutan Tatacara Mantu Minurut adat Jawa

Wong Jawa kuwi pra mligi ana ing Kabupaten Blora thok. Semono uga wong mantu ya ora mung siji tatacarane. Tlatah siji lan sijine mesthi duweni paugeran kang beda. Tatacara mantu ing Blora, Orang padha karo ing Semarang beda karo ing Surabaya, lan liya-liyane. Ing Ngisor iki salah sijine tuladha urutan tatacara mantu ana ing jawa, yaiku :
Lamaran                                                    
Sing nglamar wong tuwane calon penganten lanang. Calon penganten lanang ora kena melu, amarga yen ditampik ben ora isin.Iku dilako'ake kanggo tandha resmi yen pihak kaluarga calon manten putri utamane wongtuane isa nerima calon manten kakung dadi pasangan urip putrine.
  • Sing Dilamar
Sing mangsuli lamaran wong tuwane bocah wadon dhewe,epepet wong tuwane ora bisa, kena diwakili sedulure sing cedhak.
  • Wanci (Wektu) Lamaran
Ditemtokake dinane, tanggal, waktu, lan jumlahe wong sing arep mara (dadi kudu disetujoni saka keluarga temanten lanang lan keluarga penganten wadon)
Tatacara Siraman
Sedina sedurunge tempuking gawe, dianakake tatacara siraman kang pamrihe (tujuane) supaya calon pengenten loro-lorone bisa suci lahir batine, ilang rereged rekating awak lan ati sarta kabeh alangane, Tatacara ing siraman iku nganggo dodol dhawet. Iki duweni pralambang lan pangajab supaya ing upacara dhaupe pengenten suasanane bisa rengeng.
  • Sing Dodol Dhawet
Ibune penganten putri, dene bapake mayungi ibune, karo nyeyuwun ing ngersane Gusti Kang Maha Agung, muga-muga uripe calon penganten bisa sesrawungan karo liyan lan seneng dedana. Sing nukoni dhawet yaiku para tamu lan dhuwite kanggo tuku nganggo dhuwit kreweng/wingko (pecahan gendheng)
  • Wardine (tujuane) dodolan dhawet yaiku:
Wong omah-omah iku lanang wadon nggayuh jejege bale wisma (bale omah), supaya tundhone padha-padha marem ing ati (ayem, tentrem,bahagia)
  • Wardine Dhuwit Kreweng
Kreweng (pecahan gendheng) iku digawe saka lemah, amarga manungsa iku asale ya saka lemah kan lantaran bapa biyunge, asale saka Gusti Allah.
Wardine Kembang Mayang
Dianggo panyuwunan amrih lakuning penghargyan bisa rahayu slamet ora ana alangan apa-apa.
  • Kembar Mayang Iku Ono Loro
Werdine sing siji kanggo pralambang lanang, lan sijine maneh kanggo pralambang wadon (putri), supaya panganten loro-lorone bisa kembar tresna, lan kembar cipta, rasa lan karsane
  • Janur Kuning
Janur saka tembung Jan+Nur Nur tegese cahaya Jan tegese sak nyatane utama sakbenere Dadi janur tegese cahaya sejati kang diparingake gusti kang maha Agung.
  • Wardine Janur Kuning*
Supaya pengenten sarimbit tansah entuk cahaya sejati saka Gusti, kang awujud perentah (wewarah) lan ngedohi larangane agama, supaya dadi keluarga sakinah.
·         Werdine Pisang Raja Kang Wis Suluh
Supaya bisa duweni wataking raja, yaiku tansah tanggung jawab, berbudi bawa lksana, tresna asih marang kluwargane, lan suka dedona, ing tembene bisa dadi tepa-tuladhaning sapdha-padha
·         Cengkir Gadhing
Ing sakjroning cengkir gadhing iku isi banyu kang wening. Muga tresnane penganten kaloro tilambaran weninging cipta rasa lan karsa satemah uripe atutruntut rerentengan, golonganing budi saekapraya ing pakarya, saekapti ing pakarti.
·         Tebu Wulung
Yen dijarwakake tebu : antebing kalbu Kalbu : ati, galih Dadi werdine tebu wulung yaiku manunggaling temanten sarimbit satuhu linambaran antebing ati lan dipangestuni marang para pinisepuh, sesepuh kadang lan sanata. Tebu wulung iku tebu sing kuwat (santosa) tegesing kasantosaning brayat (kluarga) bisa digayuh menawa linambaran tresna kang suci.
·         Pari Sak Wuli
Werdine supaya pengenten sakloro bisa tansah kecukupan ing pangan (boga), seneng nandur kabecikan, lan diparingi anak serta ngajeni marang liyan.
·         Kembang lan Wohing Kapas
Werdine kembang kembang iku dadi pepenging wong akeh. Muga-muga penganten sarimbit dadi pepengene wong akeh amarga uripe ayem tentrem, bagya mulya.
·         Werdine Kapas
Supaya pengentin sakloro tansah kecukupan ing sandhang. Godhong apa-apa lan suket alang-alang Minangka pralambang manawa tumpaking gawe saka wiwitan tumeka ing rampunging gawe bisa kaleksanan kanthi lancar, slamet, ora ana alangan apa-apa.
·         Godhong Kaluwih lan Godhong Waringin
Minangka pralambang supaya uripe penganten sakloron tansah pinaringan kaluwehan sandhang pangan sarta wibawa, lan dadi pangayoman tumpraping liyan, luwih-luwih marang sanak kadhang lan kanca (mitra)
Jeneng ageman anggon-anggon wiwit saka sirah, tangan, tekan sikil (suku) yaiku:
  • Blangkon yaiku : iket sing bisa ditata lan didandani kari nganggo
  • Beskap yaiku : Klambi saemper jas cekak
  • Jarik yaiku : Kain amba wuju bathik kanggo tapihan (jarikan)
  • Wiru yaiku : Lempitan kanggo jarik
  1. Wiru kanggo putri cacahe : 5
  2. Wiru kanggo kakung cacahe : 7

·         Keris
Gaman (pusaka) khas wong jawa. Wong kang ngagem busanan kejawen, karo nyengkilit keris ing geger, iku ngemu teges nengenake watak satrya.


2.     Tumpak Punjen lan Tumplak Punjen
Kabudayan Jawa nduweni upacara adat sing diarani tumpak punjen lan tumplak punjen. Upacara tumpak punjen iku katindakake ing kalane wong mantu kang kepiasan, dene tumplak punjen iku katindakake ing kalane wong mantu kang pungkasan. Punjen tegese pundhi-pundhi utawa celengan. Tembung tumpak punjen maknane tumapak ngiseni celengan. Sarehdene lagi mantu sepisan, mula kudu ngati-ati anggone nanjakake lakune ekonomi. Para luhur paring pitutur kanthi pralambang utawa pasemon tumpak punjen menawa diwedharake mangkene. "Kowe kudu ngati-ati mecaki urip kang bakal kelakon, butuhmu isih akeh banget, mula sing gemi nastiti ngati-ati, nyelengana dhuwit saben dina." Tumplak punjen uga pralambang lan pasemon. Tumplak tegese ngesok. wong kang mantu pungkasan mono karepe mung kari iku butuhe.

·         Upacara Tumplak Punjen

Werdining Upacara Tumplak Punjen
Cekaking atur bilih upacara TUMPLAK PUNJEN punika satunggaling kabudayan Jawi ingkang adi luhung, liripun upacara punika mengku sasmita; antawisipun
  1. Dados srana donga pamuji atur panuwun wonten ngarsa Dalem Pangeran
  2. Dados srana nelakaken raos bingahing manah, awit saged nuntasaken tugas lan kewajiban jejering tiyang sepuh ( saged peputra, lan saged nggulawenthah,lan mala kramakaken para putra )
  3. Dados srana anggenipun saged mbagi kabingahan dumateng para putra tuwin para kadang kinasih, inggih sedherek lan tangga tepalih
  4. Dados srana pangajabing tiyang sepuh,.mligi kangge para putra wayah, kanthi mbagi udhik-udhik
  5. Tumrap para putra wayah dados srana anggenipun sami nelakaken raos bingah bilih rama ibu kaparingan panjang yuswa.

Pramila tradisi punika satunggal pemut dumateng sok sintena, nalika sami nnampi kanugrahan inggih punika GESANG. Mila ujaring para winasis tradisi adat punika sageda dados tuntunan, totonan, sumrambahipun mligi kagem para putra wayah anggenipun nelakaken kabungahan wekdal semanten.
Pramila wonten ingkang adicara tumplak punjen, tatalaksitaning upacara sarta ubarampe dados lambang ingkang kebaging samudana. Kados :

  1. Sungkeman para putra, kinarya pratanda anggenipun caos bekti, saha anggenipun ngurmati dumateng rama lan ibunipun
  2. Paringipun anggi-anggi dhumateng para putra, kinarya tanda anggenipun rama-ibu anglintiraken kabingahan lan kabegjanipun
  3. Nyebar udhik-udik kinathi tanda anggenipun tresna asih dumateng para wayah-wayahipun

Yen miturut gotheking ngakathah bilih upacara tumplak punjen ugi dados srana paring pusaka adi, tumusing anggenipun paring sabdatama kados ingkang dipun paringaken Rama Ibu Prop Dr. Bambang Sumiarto  dumateng para putra-putrinipun ing wanci punika, kinanthi candra sengkala , “ARUM ILANG TANPA NETRA”. Ingkang mengku werdi, bilih kasaenan ingkang sampun kawentar, datan wurung badhe ical tanpa lari jer boten linambaran saking telenging manah. Mula lajeng tumusing piweling       :

  1. NGLUHURNA MRING AllAHIRA
  2. NGLUHURNA WONG TUWANIRA
  3. AJA LALI MARANG SEDULURIRA
  4. TUMINDAK,TUMANDUK MRIH ARUMING BUDI
  5. JAGANEN JEJEGING KAUTAMAN
( Gesang kedah ngluhuraken Allah, tiyang sepuh, sederekipun sumrambah ing sesami. Tuwin tansah ngupadi jejeging kautaman)

Ubarampe Upacara  :
Anggi-anggi punika wujudipun: arta, wujud wiji kados upami uwos / beras, dhele, tholo, kacang ijo lan jagung, sarta kunir ( kaparut), dlingo bengle kairis-iris, lan sekar setaman. ingkang dipun lebetaken kanthong utawi srana sanesipun
Dene anggi-anggi kapilah dados kalih:
  1. ingkang dipun wadhahi kanthong, mligi kagem para putra lan putra mantu, sarta putra ragil ingkang krama wekdal semanten
  2. ingkang dipun wadhahi bokor/cupu , mligi kagem para wayah, sarta ingkang mbetahaken

Tata upacaranipun Tumplak Punjen
http://suwardanijaya.files.wordpress.com/2009/12/sungkeman1.jpg?w=300&h=200

Upacara punika dipun tindakaken sasampunipun upacara kacar-kucur dhahar klimah, nanging saderengipun sungkeman manten.

Dene urutanipun inggih punika:
  1. para putra lan putra mantu, sami sowan jengkeng lan sungkem rama ibunipun
  2. yen sampun dipun sungkemi tiyang sepuh lajeng maringi kanthong anggi-anggi wau,
  3. salajengipun tiyang sepuh maringaken dhateng putra ing nembe krama. Ugi lumantar wakil ( putranipun ingkang dipun sepuhaken) maringi sedherek-sedherekipun ingkang sampun  dipun sametakaken
  4. kantun piyambah, maringaken anggi-anggi  kagem para wayah, kanthi cara anggi-anggi ingkang wonten cupu dipun sebaraken, para wayah sami ngrayah. Kanthun piyambah cupu wau lajeng dipun tumplak (dipun kurepaken) kanthi ngendika “WIS RAMPUNG” Dene anggenipun numplak ing jogan sangajenging putra manten lenggah (siniwaka) , Inggih kanthi makaten numplak cupu/bokor dados werdining upacara tumplak punjen
  5. salajengipun nembe methuk besan. Lajeng putra penganten sami sungkem rama ibunipun.

Makaten ingkang saged kula aturaken, kirang langkungipun kula sumanggakaken para sutresna budayan. Nuwun.