Penelitian Sosial Tentang Pernikahan Dini
1.
Topik : Pernikahan Dini
2.
Judul : Dampak Pernikahan Dini Terhadap Angka
Putus Sekolah
3.
Variabel
Bebas : Pernikahan Dini
4.
Variabel
Terikat : Angka Putus Sekolah
5.
Populasi : Seluruh siswa SMA Negeri 1 Bangsri
6.
Sampel : Siswa yang putus sekolah
7.
Latar
Belakang
Pernikahan
dini adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia
dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan disekolah menengah atas. Jadi,
sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan
masih berusia dibawah 18 tahun (masih berusia remaja).
Dewasa
ini sudah banyak remaja yang diam-diam melakukan pernikahan dini. Alasan saya
memilih topic pernikahan dini karena sudah banyak remaja yang melanggar norma
atau aturan dalam masyarakat terutama di SMA Negeri 1 Bangsri ini. Banyak faktor
yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. Terlebih masa-masa remaja sudah
memiliki ketertarikan denga lawan jenis dan pacaran juga merupakan factor
terjadinya pernikahan dini yang akhirnya berujung pada remaja yang putus
sekolah.
Pacaran
adalah persahabatan laki-laki dan perempuan yang didasari rasa cinta yang
berkelanjutan sampai ingin menjalin
hubungan suami istri. Banyak dari siswa SMA Negeri 1 Bangsri yang pacaran. Dari
pengamatan yang pernah tidak sengaja saya lihat, setiap pulnag sekolah banyak
siswa siswi yang berpacaran dan mencari tempat yang menurut mereka nyaman untuk
bermesra-mesraan tapi tidak semua seperti itu, ada juga pacaran sehat. Yaitu
tidak bernafsu pada kegiatan maksiat. Bagaimanapun juga, pacaran sudah
menyebabkan pernikahan dini dan siswa putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri.
Kebanyakan
siswa berpacaran dengan siswa sekelas atau sekolah lain yang kemudian
menyebabkan siswa menjadi hamil diuar nikah akibat hubungan suami istri yang
pernah mereka lakukan. Orang tua dan siswi merasa malu, akhirnya memutuskan
untuk menikahkan anak mereka lalu siswa menjadi malu dengan teman-temannya dan
akhirnya putus sekolah.
8.
Rumusan
Masalah
·
Apa
yang menjadi penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri?
·
Apa
dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus sej\kolah
di SMA Negeri 1 Bangsri?
·
Upaya
apa yang dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri
9.
Tujuan
Penelitian
·
Untuk
mengetahui penyebab pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri
·
Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini terhadap angka putus
sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·
Untuk
mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini di
SMA Negeri 1 Bangsri
10.
Manfaat
Penelitian
·
Bagi
siswa SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberikan informasi bahaya dari pernikahan
dini yang berujung pada siswa yang putus sekolah di SMA Negeri 1 Bangsri
·
Bagi
seluruh orang tua / wali murid SMA Negeri 1 Bangsri untuk memberi peringatan
terhadap putra putri mereka tentang bahaya pernikahan dini dan menjauhkan dari
semua factor yang dapat menyebabkan pernikahan dini yang berujung pada siswa
yang putus sekolah
·
Bagi
seluruh guru SMA Negeri 1 Bangsri untuk lebih memantau siswa siswi disekolah
agar tidak sembarangan dalam menjalin hubungan
·
Bagi
sekolah SMA Negeri 1 Bangsri untuk menekan angka putus sekolah dengan membuat
kebijakan terhadap siswa siswi yang berpacaran secara tidak sehat serta
memberikan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini
·
Bagi
diri sendiri untuk lebih menyadari bahwa pernikahan dini hanya akan merugikan
diri sendiri dan orang lain serta lebih bersyukur dengan apa yang diberi Tuhan
kepada kita selama ini
11.
Batasan
Masalah
Supaya penelitian ini tidak meluas,
maka pembatasan masalah ini hanya pada lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Bangsri
dan hanya untuk seluruh warga SMA Negeri 1 Bangsri pada umumnya.
12.
Tinjauan
Pustaka
Kesehatan
reproduksi remaja menjadi factor penting dalam berhubungan seksual. Hal ini
berujung pada pernikahan dini dimana seorang anak belum cukup umur dipaksa
untuk menikah. Kesehatan reproduksi menurut WHO
adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Hal ini terkait pada suatu keadaan dimana
manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan
proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Kesehatan reproduksi terkait dengan
siklus hidup, dimana setiap tahapannya mengandung risiko yang terkait dengan
kesakitan dan kematian. Kondisi yang baik mulai dari bayi dalam kandungan akan
berdampak positif untuk meneruskan generasi berikutnya.
Salah satu yang menjadi penyebab
terganggunya kesehatan reproduksi adalah pernikahan dini. Dimana siswa yang
menikah pada usia dini akan menyebabkan kesehatan reproduksinya menurun yang
berakibat pada gangguan pada kesehatan mental, fisik, dan psikologis anak
maupun ibu. BKKBN
mencatat bahwa usia menikah yang ideal untuk wanita adalah 20 - 35 dan 25 - 40
untuk pria, karena pada usia tersebut seseorang sudah dianggap siap untuk
menikah baik secara psikologis maupun kesehatan reproduksi.
Pernikahan dini disebabkan factor
ekonomi lebih banyak dilakukan dari keluarga miskin dengan alasan dapat
mengurangi beban tanggungan dari orang tua dan menyejahterakan remaja yang
dinikahkan dan biasanya adanya keterpaksaan untuk melakukan pernikahan dini.
Dampak menikahkan anaknya yang belum cukup umur, dampaknya bagi keluarga muda
dari segi kebutuhan ekonomi akan mengakibatkan future shock atau stress,
akibat belum siapnya secara ekonomi disatu sisi dorongan konsumsi dan kebutuhan
baru akibat perubahan jaman yang cepat. Ada juga karena faktor lingkungan,
yaitu dimana kondisi masyarakat setempat yang sudah terbiasa menikahkan anaknya
saat umur belasan, biasanya ada di lingkungan pedesaaan dimana pendidikan tidak
menjadi perhatian penting, lulus Sekolah Dasar biasanya sudah dianggap layak
untuk segera menikah. Kehamilan diluar nikah juga menjadi salah satu factor
penyebab pernikahan dini yang akhir-akhir ini marak terjadi terutama di SMA
Negeri 1 Bangsri.
Pergaulan
bebas yang menjadi factor pemicunya. Adanya hasrat mencintai yang berlebihan
serta hawa nafsu untuk melakukan hubungan seksual serta ketidaktahuan tentang
bahaya yang dilakuakannya itu dan akhirnya terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan. Banyak kasus di SMA Negeri 1 Bangsri yang terungkap, Siswa yang melakukan pernikahan dini sering dipaksa keluar
dari sekolah tanpa pendidikan atau putus sekolah, status sosial yang lebih rendah di keluarga, suami kurang memiliki kontrol reproduksi sehingga kesehatan siswa yang melakukan pernikahan dini
terpengaruh karena tubuh terlalu muda hamil dan melahirkan, sehingga resiko
kematian ibu masa hamil.
Dari hasil survey mengenai
pernikahan dini di SMA Negeri 1 Bangsri pada beberapa siswa dapat diambil
kesimpulan penyebab dari pernikahan dini karena pendidikan rendah dan
menyebabkan siswa menjadi putus sekolah dan terisolasi terhadap siswa,
hilangnya kesempatan meraih pendidikan formal menghambat perkembangan kualitas
siswa yang mendorong ketidaksetaraan dan terhambatnya proses pemberdayaan
perempuan.
Vidhyandika Moeljarto (1977)
mengungkapkan pernikahan dini memberikan pengaruh hubungan gender yang
asimetris menyebabkan kurangnya akses wanita terhadap bermacam hal seperti
pangan, kesehatan, pendidikan dan keterampilan secara langsung mengakibatkan
kemiskinan, lebih lanjut pendapat dari ahli lainnya Todaro menyatakan wanita
miskin maka anak menjadi satu-satunya sumber yang dapat dikontrol untuk
mengurangi beban pekerjaan bagi keluarga miskin.
Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada
segi fisik maupun biologis remaja, yaitu :
Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini :
Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini :
- Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
- Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi
- Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang
- Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)
Dampak bagi sang anak :
- Lahir dengan berat rendah, sebagai penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi
- Cedera saat lahir
- Komplikasi persalinan yang berdampak pada tingginya angka kematian.
Dampak bagi keluarga yang akan dibina :
- Kekerasan terhadap istri yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut
- Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga
- Pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan
- Rerelasi (menjalin hubungan kembali) yang buruk dengan keluarga
Siswa
yang sudah hamil diluar nikah, cenderung menyembunyikan aibnya dan tidak ingin diketahui siapa pun. Bagaimanapun juga,
tetap saja pasti akan ketahuan. Ada juga siswa yang sudah ketahuan hamil tapi
masih tetap saja bersekolah seperti biasa. Ketika sudah menjelang perutnya
membesar, maka siswa akan keluar dari sekolah dan melakukan pernikahan dini.
Hal ini akan membuat siswa malu dan nama sekolah yang tercoreng jelek. Sekolah
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah kehamilan diluar nikah yang
berujung pada angka putus sekolah. Dengan membuat kebijakan yang ketat terhadap
siswa yang berpacaran. Juga ada organisasi PINKOR (Pusat Informasidan Konseling
Remaja) yang menerima masalah dan siap memberi solusi serta memecahkan masalah
yang dihadapi siswa.
Kesadaran
dari diri sendiri juga diperlukan untuk mengetahui bahya pernikahan dini terhadap
diri sendiri dan orang-orang disekitar. Pemantauan terhadap perilaku siswa
disekolah juga sangat diperlukan dan pemberian kegiatan yang positif untuk
mengisi kegiatan yang bermanfaat bagi siswa disekolah. Menjauhkan siswa dari
factor-faktor yang menyebabkan pernikahan dini dan semua yang merugikan siswa
itu sendiri.
Terlepas
dari itu semua, kita harus bisa menjaga diri sendiri dan menjauhi pernikahan
dini yang dapat memberikan dampak negaif bagi tubuh kita. Kita adalah generasi
penerus bangsa yang harus menjunjung tiggi moral dan harga diri
13.
Metode
Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain,
metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik
penelitian. Seperti juga teori, metodelogi diukur berdasarkan
kemanfaatannya, dan tidak bisa dinilai apakah suatu metode benar atau salah.
Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak cukup sekedar melihat
apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada
temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya.
Tetapi yang jelas, metode atau teknik penelitian apa pun yang kita gunakan,
misalnya kuantitatif atau kualitatif, haruslah sesuai dengan kerangka teoritis
yang kita asumsikan (Mulyana, 2000:145-146).
Metode yang saya gunakan dalam penelitian social tentang
pernikahan dini ini adalah dengan observasi. Pengamatan yang saya lakukan
secara sengaja atau pun tidak sengaja. Banyak kasus siswa yang putus sekolah
SMA Negeri 1 Bangsri kebanyakan karena pernikahan dini yang berawal dari
kehamilan diluar nikah. Siswa yang salah dalam bergaul dan kurangnya wawasan
tentang bahaya dunia luar menyebabkan rendahnya moralitas siswa sebagai
pelajar. Dalam hal ini, siswa yang seharusnya menempuh pendidikan formal untuk
masa depan yang cerah, ternyata harus berkutat dengan berbagai urusan rumah
tangga. Kaum perempuan lebih dominan mendapat dampak negative yang lebih banyak
seperti yang sudah saya jelaskan diatas.
Di lingkungan sekolah SMA Negeri 1
Bangsri, banyak siswa yang berpacaran. Berawal dari pacaran itulah timbul hawa
nafsu untuk berhubungan suami istri yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Akhirnya terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti kasus teman-teman
saya yang hamil diluar nikah dan melakukan pernikahan dini. Mereka berusaha
menyembunyikan aib mereka dari teman-teman yang lain. Bagaimanapun juga, yang
namanya kejelekan pasti akan terungkap. Teman saya masih bersekolah dengan
keadaan sudah berbadan dua. Karena merasa malu, akhirnya orang tuanya segera
menikahkan anaknya dan menghentikan sekolahnya untuk menikah dini.
Akhirnya,
siswi yang putus sekolah harus berkutat dengan pekerjaan rumah tangga dan
mengurus anaknya. Banyak dampak yang akan didapatkan siswi tersebut karena
pernikahan dini yang dilakukannya seperti yang sudah saya jelaskan diatas
14. Daftar
Pustaka
Materi
PMR tentang Pacaran dan Senggama
Supardi,
Agus, BKKBN Bengkulu http://bengkulu.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=78